0

Presiden Terbaik Indonesia

Posted by Unknown on 03.27 in
13029741811108006938

Selama saya hidup di Republik ini saya suka bertanya-tanya dalam pikiran saya sendiri, “Siapakah presiden terbaik Indonesia?”. Pertanyaan ini belum saya lontarkan pada orang lain. Pasti mereka punya penilaian sendiri tentang sosok Presiden yang ideal menurut mereka, dan tiap orang pasti memiliki kriteria sendiri. Baik menurut satu orang belum tentu baik menurut yang lainnya. Masing-masing punya pendapat sendiri.

Republik ini (telah) pernah memiliki 6 orang Presiden. Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Andai reformasi tak bergulir tentu kita tak memiliki Presiden sebanyak itu. Reformasi telah memungkinkan kita untuk memiliki banyak (mantan) Presiden. Para Presiden Republik ini tentu memiliki kekurangan, kelebihan, kekuatan, dan kelemahan masing-masing. Dari keempat aspek itulah yang membuat mereka terkenal dan fenomenal, serta dicintai rakyat dan simpatisannya.
Soekarno
Soekarno menjabat sebagai Presiden pertama Republik Indonesia sejak 18 Agustus 1945, sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jabatan kepresidenan Soekarno berakhir 22 Februari 1967. Soekarno yang pernah punya nama lahir Kusno Sosrodihardjo (nama pemberian orang tuanya) merupakan Presiden yang sangat fenomenal. Di masa kekuasaannya, Republik Indonesia selalu diidentikkan dengan nama Soekarno. Soekarno di masa pemerintahannya pernah dianggap sebagai penyambung suara Dunia Ketiga. Ia dielu-elukan sebagai pemimpin handal  baik di Barat maupun Timur. Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional, seperti mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955, konferensi ini juga membuahkan Gerakan Non-Blok tahun 1961.
Bahkan saat saya membaca sebuah artikel yang berjudul ‘Indonesia? “Halo, Soekarno!’ di Kompas hari ini (16/04/2011), Soekarno masih dikenal oleh seorang lelaki tua berwajah Jepang yang ditemukan di Nollendorfplatz, sebuah daerah di Berlin-Jerman. Malah lelaki tua itu selalu memanggil setiap orang Indonesia dengan nama Soekarno. Dalam tulisan itu juga diceritakan bahwa saat si penulis menghadiri konferensi kaum muda negara-negara APEC tahun 2003 di Thailand, ada seorang kakek yang menanyakan kabar Soekarno. “Bagaimana Soekarno? Apa masih sehat?”, kakek itu mengira kalau Soekarno masih hidup.
Soekarno juga dikenal berani oleh lawan-lawan politiknya. Dia disegani oleh pemimpin-pemimpin bangsa lainnya. Soekarno dikenal tak takut dengan kekuatan poros Barat yang digawangi oleh Amerika Serikat. Bahkan saat konfrontasi dengan Malaysia, Soekarno berani menyerukan “Ganyang Malaysia” karena negeri tetangga itu dianggap telah menyinggung harkat dan martabat bangsa. Aksi ganyang itu dilontarkan Soekarno karena saat demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, para demonstran menginjak-injak lambang negara Indonesia.
Soekarno juga dianggap sebagai founding father Republik ini. Sejak muda dia aktif dalam pergerakan nasional demi Indonesia merdeka. Ketika ditangkap Belanda tahun 1929 karena aktivitasnya di PNI, Soekarno mengajukan pledoi pembelaan yang fenomenal, judulnya “Indonesia Menggugat” yang diucapkan di Landraad Bandung tahun 1930. Dan sejak itu, Soekarno pernah ditangkap kembali dan diasingkan ke Flores dan Bengkulu. Soekarno pun memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta ditemani rekan seperjuangannya Mohammad Hatta.
Selain memiliki daya tarik politik, Soekarno juga punya kharisma dan pesona yang kuat sehingga membuat banyak perempuan terpikat. Beberapa perempuan pernah hadir sebagai penghias hati Soekarno. Apalagi Soekarno memang seorang pecinta dan pemuja wanita. Dalam sebuah wawancara dengan Cindy Adams, penulis biografinya, bahkan Soekarno mengatakan dengan jujur, “I’m a very physical man. I must have sex everyday.” Ada 9 perempuan yang pernah dekat dengan Soekarno, yaaitu Siti Utari Tjokroaminoto, Inggit Ganarsih, Fatmawati, Hartini, Kartini Manopo, Naoko Nemoto yang kemudian berganti nama menjadi Ratnasari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar. Kesembilan perempuan itu jatuh dalam pesona Soekarno. Apakah ini salah satu kelemahan Soekarno? Entahlah. Tergantung dari sudut mana kita menilainya.
Soeharto
Kejatuhan Soekarno pada 20 Februari 1967 membuat Soeharto naik daun. Saat Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka pada tanggal tersebut, secara de facto Soeharto menjadi kepala pemerintahan Indonesia. Setelah MPRS mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dalam sebuah sidang istimewa, Soeharto pun diangkat menjadi Presiden RI. Soeharto berkuasa di Republik ini selama hampir 32 tahun, dia jatuh dalam sebuah gerakan reformasi tanggal 21 Mei 1998.
Pada masa emas kekuasaannya, Soeharto berhasil membawa Republik ini menjadi negeri yang diperhitungkan oleh negeri dan bangsa lain. Pertumbuhan ekonomi cukup fantastis sehingga Indonesia disebut sebagai salah satu macan Asia, setelah Cina dan Jepang. Di kawasan regional pun Soeharto sangat disegani. Negeri-negeri tetangga menaruh hormat terhadap harkat dan martabat bangsa. Di dunia internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto dikenal dengan sebutan populer “The Smiling General” karena raut muka Soeharto selalu tersenyum. Namun di balik senyum itu tersimpan sesuatu hal yang membuat takut lawan-lawan politiknya. Tak banyak informasi yang bisa digali dari Soeharto karena media massa di massa kekuasaannya dibungkam. Hanya hal-hal positif yang terkuak di khalayak, selebihnya tidak.
Di dalam negeri, Soeharto dijuluki “Bapak Pembangunan” karena berhasil membawa Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Indonesia pun pernah mendapat penghargaan sebagai negara yang sukses dalam swasembada pangan, sehingga FAO memberi penghargaan yang tinggi atas prestasi tersebut. Model pembangunan yang dirancang Soeharto dilakukan secara bertahap, model pembangunan ini dikenal dengan nama “Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun)”. Setiap tahap memiliki beberapa aspek yang hendak dicapai sehingga tujuan pembangunan menjadi lebih jelas, tidak tumpang tindih, dan punya skala prioritas. Hasil pembangunan pun jadi lebih mudah diukur. Strategi pembangunan ala Soeharto pun dianggap sukses hingga akhirnya terbitlah sebuah buku yang berjudul “Manajemen Soeharto”. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dan pandangan orang-orang terdekat Soeharto tentang kiat-kiat Soeharto dalam mengelola negeri ini hingga mencapai pertumbuhan yang fantastis tadi.
Dalam bidang kependudukan pun Soeharto berhasil menekan jumlah penduduk melalui program Keluarga Berencananya (KB). Untuk mencapai kesehatan masyarakat, Soeharto menyelenggarakan kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) hingga ke berbagai tingkat daerah, sehingga pelayanan kesehatan terutama bagi balita dapat mencapai rakyat kecil. Ibu saya juga dulu aktif dalam kegiatan Posyandu ini, saat itu selalu disediakan susu dan bubur gratis di setiap acara Posyandu tersebut.
Demikian pula dengan stabilitas nasional, Soeharto berhasil menciptakan stabilitas nasional dalam negeri. Stabilitas ini berhasil dicapai berkat pembungkaman media massa dan pengerahan kekuatan polri dan tentara. Soeharto juga tak memberi ampun terhadap separatis, lawan-lawan politik yang mengganggu pemerintahannya, dan aksi-aksi melawan pemerintah lainnya. Semua hal yang dianggap mengganggu stabilitas nasional dia bungkam sehingga negeri ini dianggap stabil oleh dunia internasional, tanpa pergolakan, aman, dan damai.
Sayangnya, prestasi Soeharto menjadi tak berarti apa-apa saat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) selalu mewarnai di masa kekuasaannya. Orang-orang terdekatnya dapat meraup untung  dan kekayaan dengan cara-cara KKN. Soeharto juga sosok yang dianggap haus kekuasaan karena selama penyelenggaraan pemilu di masa kekuasaannya tersebut, MPR selalu mengangkatnya menjadi Presiden kembali, demikian seterusnya hingga mencapai 7 kali. Hal ini dapat dimaklumi karena MPR tak lebih dari alat Soeharto untuk mempertahankan status quo-nya.
Andai Soeharto berhenti dari jabatannya saat akan kembali diangkat menjadi Presiden pada 10 Maret 1998 tentu Soeharto akan tetap menjadi Bapak Pembangunan dan tetap disegani serta dihormati. Semua kecurangan yang dilakukan selama masa kekuasaannya pun tak akan bakal diutak-atik. Apalagi sebelum pemilu 1998 itu ada yang pernah menyarankan agar Soeharto tak mencalonkan diri lagi sebagai Presiden tentu namanya akan tetap dikenang sebagai Bapak Pembangunan. Namun Tuhan berkehendak lain, Soeharto meletakkan jabatannya saat reformasi bergulir dan rakyat menolak kekuasaannya kembali. Untungnya, Soeharto tak bernasib seperti Hosni Mubarak yang juga dipaksa turun oleh rakyatnya. Mubarak kemudian diseret ke pengadilan, ditahan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi, mendapatkan kekayaan, dan memperkaya kroni-kroninya.
Habibie
Baharuddin Jusuf Habibie atau yang dikenal dengan nama Habibie, kekuasaannya cuma berlangsung selama setahun lebih sedikit, yang dimulai pada 21 Mei 1998 saat Soeharto meletakkan jabatannya, dan berakhir pada 20 Oktober 1999. Dia hanya menjalankan kepemimpinan transisi dan tak mau ditunjuk kembali dalam pemilihan Presiden berikutnya. Fakta ini menunjukkan bahwa Habibie bukan tipe pemimpin yang ambisius. Dia merasa tak mampu menjadi pemimpin yang baik padahal Habibie dikenal sebagai sosok yang cerdas dan jenius. Berkat kecerdasannya ini pulalah, Habibie menjadi anak emasnya Soeharto.
Dalam masa kekuasaannya, Soeharto berkali-kali menunjuk Habibie sebagai Menristek (Menteri Negara Riset dan Teknologi). Dia sangat pantas menduduki jabatan prestisius tersebut. Dari tangannya lahirlah industri penerbangan.  Republik ini pun pernah berbangga karena pernah memiliki industri pesawat terbang yang memproduksi pesawat terbang buatan dalam negeri, dan dikerjakan oleh tenaga ahli anak negeri sendiri.
Dalam mengambil keputusan pun demikian, Habibie selalu berdasarkan pada faktor-faktor yang bisa diukur. Begitu pula dalam bidang demokrasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan cara membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Dia membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Gaya kepemimpinannya yang supel dan ramah membuatnya dekat dengan semua kalangan dan media massa. Habibie pun melakukan perubahan besar dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-hari. Dia meningkatkan koordinasi antarmenteri dan menghapus egosentrisme sektoral di antara menteri tersebut.
Di era pemerintahannya yang singkat itu, Habibie berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia dengan melahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. UU otonomi daerah ini mampu menahan gejolak disintergrasi yang sudah diwarisi sejak masa Orde Baru.
Saat menjabat sebagai Presiden RI, Habibie pun tak luput dari kesalahan. Dia pernah melakukan kesalahan yang dinilai oleh pihak oposisi sebagai kesalahan besar.  Habibie memperbolehkan referendum di Provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Waktu itu Habibie menyelenggarakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya itulah, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur sangat disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, namun di sisi lain nama Indonesia menjadi bersih dari tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Gus Dur
Gus Dur dikenal dengan nama lengkap Kyai Haji Abdurrahman Wahid. Dialah Presiden ke-4 dari Republik ini. Dia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. Orang-orang terdekatnya selalu memanggilnya dengan nama Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kyai yang berarti “abang” atau “mas”. Gus dikenal sebagai pemimpin yang nyeleneh dan tanpa basa basi. Dari lontarannya selalu lahir ungkapan-ungkapan yang membuat banyak orang tersenyum, menertawakan dirinya sendiri, dan panas telinga. Gus Dur pula yang menyebut kalau DPR itu taman kanak-kanak.
Gus Dur dikenal pula sebagai sosok yang sangat pluralis. Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur nasional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa. Dia juga mengakui Konghucu. Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut. Bahkan Gus Dur berusaha membuka hubungan dengan Israel, yang menyebabkan kemarahan pada kelompok Muslim Indonesia. Tak heran pula kalau Gus Dur dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia. Dia juga dianggap sebagai Pejuang Kebebasan Pers.
Pada masa kekuasaannya, reformasi pertama yang dilakukan Gus Dur dalam kabinetnya adalah membubarkan Departemen Penerangan, departemen ini merupakan senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Kemudian dia membubarkan Departemen Sosial yang dianggapnya selalu korup. Gus Dur pun tak segan-segan menuduh beberapa anggota kabinetnya melakukan korupsi. Tuduhan itu dia lontarkan saat kunjungan ke Amerika Serikat bulan November tahun 1999.
Pada bulan Februari 2000, Gus Dur juga meminta Jenderal Wiranto mengundurkan diri dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan. Gus Dur menganggap Wiranto sebagai halangan terhadap rencana reformasi militer dan juga karena tuduhan pelanggaran HAM di Timor Timur terhadap Wiranto. Dua bulan kemudian, April 2000, Gus Dur memecat Menteri Negara Perindustrian dan Perdagangan Jusuf Kalla dan Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi. Gus Dur menuduh keduanya terlibat dalam kasus korupsi, namun Gus Dur tidak pernah memberikan bukti yang kuat. Jadi, tak heranlah kalau Gus Dur banyak memiliki musuh di kalangan birokrat dan politisi serta memperburuk hubungan Gus Dur dengan partai politik lainnya seperti Golkar dan PDI-P.
Akibatnya, para musuh Gus Dur mencari celah untuk menjatuhkannya. Celah itu mereka temukan saat terjadinya skandal Buloggate tahun 2000. Dalam skandal tersebut Gus Dur dituduh ngembat uang $4 juta dari persediaan kas Bulog. Pada tahun yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan uang $2 juta untuk dirinya sendiri. Uang itu merupakan sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu Aceh. Sayangnya, Gus Dur gagal mempertanggungjawabkan dana tersebut. Skandal ini pun disebut sebagai skandal Bruneigate.
Banyak masalah yang muncul selama masa pemerintahan Gus Dur. Gus Dur juga terlalu kompromistis dalam menghadapi separatis. Dia memperbolehkan bendera bintang kejora milik OPM dikibarkan asalkan tetap berada di bawah bendera Indonesia. Puncaknya, pada akhir November 2000, 151 DPR menandatangani petisi yang meminta pemakzulan Gus Dur.
Megawati
Dialah Presiden wanita pertama di Indonesia. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau yang dikenal dengan nama Megawati Soekarnoputri diangkat menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Sidang Istimewa MPR diadakan dalam menanggapi langkah Gus Dur yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Setelah mencabut mandat Gus Dur sebagai Presiden, Megawati pun dilantik pada 23 Juli 2001 oleh MPR RI.
Salah satu keberhasilan Megawati dalam proses demokratisasi di Indonesia adalahpemilihan umum presiden secara langsung. Rakyat dapat memilih Presiden secara langsung tanpa lewat mekanisme DPR-MPR. Selain itu, tak ada hal menonjol selama masa pemerintahannya yang singkat tersebut.
SBY
SBY merupakan singkatan dari Susilo Bambang Yudhoyono. Banyak nama yang disandangnya, ada yang menyebutnya Pak Sus, Pak SBY, dan ada juga yang menyebutnya Pak Beye. Dialah Presiden ke-6 Republik Indonesia. Pak SBY juga dikenal sebagai sosok yang ramah dan punya daya tarik sendiri di kalangan ibu-ibu. Alasannya cuma satu, Pak SBY itu gagah dan ganteng sehingga terlihat berwibawa.
Pak SBY tipe penguasa yang bertanggung jawab, ini dibuktikan dengan kantung matanya yang makin tebal karena tak tidur-tidur memikirkan masalah bangsa. Semoga saja demikian. Di masa pemerintahannya, Pak SBY juga banyak melontarkan janji, seperti pemberantasan korupsi meski tak kunjung usai, pemberantasan mafia pajak, dan mafia peradilan, serta meningkatkan swasembada pangan, yakni swasembada beras. SBY juga pernah menjanjikan tanah untuk rakyat saat puncak peringatan 50 tahun Agraria di Istana Bogor, Kamis - 21/10/2010. Dalam acara itu SBY pun sempat menitikkan air mata melihat 10 orang penerima sertifikat tanah sebagai objek land reform. Sepertinya SBY memiliki rasa empati yang tinggi terhadap penderitaan rakyat. Tak hanya pas hari Agraria itu SBY mengharubiru, saat mengunjungi korban bencana pun SBY selalu terharu.
Selama masa pemerintahan Pak SBY, banyak masalah atau kasus yang belum terselesaikan, di antaranya lumpur Lapindo, kematian aktivis Munir, Dana BLBI, Bank Century, mafia pajak, mafia peradilan, pelaku bom buku, dan kasus Antasari. Di tengah kesibukannya, Pak SBY masih mampu mencipta lagu dan menyanyikannya. Sampai saat ini Pak SBY sudah mengeluarkan tiga album musik. Pak SBY memang memiliki jiwa seni yang kuat.
Pak SBY juga selalu dituding oleh rivalnya sebagai sosok yang kurang tegas, terlalu kompromistis, dan cenderung moderat. Pak SBY pun dianggap belum mampu mencegah dan membasmi perilaku korup para elite negeri ini. Padahal Pak SBY sudah punya slogan yang mantab saat kampanye yang lalu, “Bersama Kita Bisa” (2004) dan “Lanjutkan” (2009). Dan slogan itu dianggap belum bisa diimplementasikan secara proporsional.
Dari ke-6 Presiden yang diulas di atas, manakah yang terbaik di antara mereka? Tentu ini pilihan yang sulit dan bersifat subjektif. Namun, pernyataan Adjie Suradji dalam artikelnya “Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan” yang pernah dimuat Kompas (6/9/2010) bisa dijadikan kesimpulan akhir dari tulisan ini, “Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soeharto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan”. Bagaimana dengan Pak SBY? Kita masih menunggu gebrakannya, masih terlalu dini mengambil kesimpulan untuk pemerintahannya.


0 Comments

Posting Komentar

Welcome To My Blog "Yusran Yusuf Nur"

Copyright © 2009 Welcome To Blog's Yusran All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.